Membuat Konten Visual Keren yang Bikin Blog Beken

Share This Post

Pernah membaca blog panduanim.com?

Saya yakin jika Anda sudah pernah membacanya pasti setuju, kalau isinya sangat bermanfaat. PanduanIM memberikan informasi yang sangat berkualitas seputar dunia online, terutama internet marketing dan content marketing.

Dan ketika membaca komentar yang ditinggal oleh para pembaca setianya, salah satu yang paling sering jadi pertanyaan adalah…

“Mas, gimana cara membuat gambar seperti yang mas bikin?”

Ini salah satu contoh gambar yang  saya maksud…

Mempromosikan-Konten-Blog
3 Strategi Mempromosikan Konten Blog yang Paling Efektif dan Hemat Waktu – PanduanIM.com

Keren kan?

Saat tulisan ini dibuat, konten ini telah di-share sebanyak 690 kali di Facebook.

Lihat saja tampilannya ketika di-share di Facebook:

panduanim-cara-promosi-blog-facebook

Tentu hasilnya akan sangat berbeda, jika saja Mas Darmawan tidak menyiapkan gambar yang sesuai untuk keperluan promosi kontennya.

Menurut saya pribadi, gambar tersebut memegang peranan penting dalam mendatangkan trafik ke blog PanduanIm.

Tujuannya jelas, konten visual yang tepat akan meningkatkan traffic atau pengunjung ke blog Anda.

Dan untuk yang merasa tidak bisa desain, jangan khawatir… karena saya juga bukan desainer grafis. Saya akan menunjukkan cara membuat gambar keren tanpa skill desain.

Jadi tunggu apa lagi?

Yuk, kita mulai!

 

Prinsip Desain untuk Komunikasi yang Lebih Baik

Memang agak sulit menentukan, apakah kemampuan untuk mendesain itu sebuah bakat atau skill yang dapat dipelajari. Atau gabungan dari keduanya…

Untunglah, perkembangan teknologi sekarang ini telah memberikan kita akses untuk dapat membuat desain yang keren. Yaitu dengan menggunakan tool semacam canva, picmonkey dan lain sebagainya.

Dalam tool-tool tersebut telah terdapat template yang dapat digunakan untuk membuat gambar posting blog, update status di sosmed bahkan sampai template desain untuk keperluan promosi bisnis.

Walaupun sudah tersedia template yang dapat dengan mudah kita klik, tarik dan edit… Kita tetap perlu memahami prinsip desain, supaya template yang sudah ada menjadi semakin keren… bukan sebaliknya : P

Prinsip-prinsip desain adalah:

  • Mudah dipahami. Semakin keras seseorang berusaha untuk mengerti sebuah desain maka semakin cepat dia meninggalkannya. Oleh karena itu, buatlah desain yang sederhana dan dapat dimengerti maksudnya dalam hitungan detik.
  • Seimbang. Pernah melihat desain yang tampak proporsional, harmonis dan menyatu dengan konteksnya? Itu karena ada keseimbangan yang dijaga antara komponen desain, antara lain: garis, teks, warna, kontras dan layout. Desain yang kurang seimbang akan menunjukkan kesan tidak profesional dan asal-asalan.
  • Penekanan atau Titik Fokus. Komponen yang terbesar dan kontras akan mendapatkan prioritas atau fokus terlebih dahulu. Baru ke komponen yang lebih kecil seperti logo atau body text. Hal ini untuk menentukan point of interest dari sebuah desain.
  • Kesatuan. Pada akhirnya, semua bagian dan unsur grafis akan bersatu padu dan serasi sehingga pembaca menangkap makna sebagai suatu kesatuan.

Sekarang tinggal bagaimana mengaplikasikan prinsip desain tersebut ke dalam proses pembuatan gambar atau konten visual untuk blog dan medsos.

 

Informasi dan emosi yang terkandung dalam sebuah konten visual

Sebelum membuat gambar atau konten visual apa pun, penting untuk mengetahui dengan pasti:

  • apa sih tujuan kita membuat sebuah tulisan?
  • siapa yang kira-kira akan membacanya?
  • informasi seperti apa yang ingin dibagikan dalam artikel kita? dan yang terpenting…
  • emosi seperti apa yang ingin kita bangkitkan dalam diri pembaca?

Nah, kita mulai dari sana…

Karena tugas dari konten visual yang kita buat adalah untuk membangkitkan emosi tersebut dalam diri pembaca.

Gambar yang dimaksud adalah gambar background maupun gambar utama. Pilihlah gambar yang nyambung dan mewakilkan isi pesan yang ingin Anda sampaikan.

Teks adalah tulisan yang Anda gunakan untuk memperkuat pesan tersebut. Dan bukan sembarang tulisan, melainkan headline atau call to action yang akan membuat orang yang melihat untuk mengklik tautan menuju blog atau website Anda.

Contoh:

“Anda blogger? Baca 7 Tips Terpenting untuk Meningkatkan Jumlah Pengunjung!”

atau

“5 Langkah Melunasi Semua Utang Kartu Kredit Anda Dalam 3 Bulan.”

…Anda lihat?

Kedua teks tersebut ditujukan kepada audiens yang berbeda.

Sebagai seorang blogger, tulisan kita memang tidak akan pernah menyenangkan semua orang…kecuali orang-orang yang memang menjadi target pembaca.

Dan ngomong soal teks, sekarang kita lihat komponen pokok dari sebuah desain. Tipografi.

Tipografi – Teknik memilih font yang sesuai keperluan

Ngomong-ngomong soal teks, kini kita akan membahas mengenai pemilihan font yang tepat atau sering , agar efek emosinya lebih berasa.

Gambar udah keren, tulisan udah bagus… tapi kalau jenis fontnya nggak masuk… nanti desainnya jadi ‘krik-krik’.

Menurut Satria Multimedia, pengertian tipografi dalam bahasa Indonesia adalah:

Tipografi (dalam bahasa inggris : Typography) adalah perpaduan antara seni dan teknik mengatur tulisan, agar maksud serta arti tulisan dapat tersampaikan dengan baik secara visual kepada pembaca.

Penggunaan tipografi dalam sebuah desain sangat powerful untuk memengaruhi audiens kita.

Tipografi dapat benar-benar mengubah tampilan dan rasa dari sebuah komposisi desain dan menentukan mood yang kita mau…secara spesifik.

Dan dari begitu banyaknya font yang ada, kita perlu mengenali 4 jenis yang paling sering digunakan untuk keperluan ngeblog kita…

serif

  • sebuah font serif memiliki garis-garis kecil yang menempel diujung setiap hurufnya. kayak ada kakinya.
  • memiliki transisi tebal tipis
  • sangat mudah untuk dibaca, terutama pada media cetak
  • Contoh font: Times New Roman, Garamond dan Bookman Old Style
  • Kesan yang ditimbulkan: tradisional, ketetapan hati, kelas..

sans serif

  • “sans” artinya “tanpa”, berarti font yang tidak memiliki serif atau buntut atau kaki atau terserah Anda mau disebut apa itu namanya.
  • cocok digunakan untuk website, karena serif lebih sulit terbaca pada layar komputer atau gawai
  • pada bahan cetak, jenis font ini sering digunakan sebagai judul atau keterangan
  • Contoh font: Helvetica, Arial, Verdana dan Myriad Pro.
  • Kesan yang ditimbulkan: modern, bersih, pintar.

Script (Handwritten)

  • Jenis font ini tampilannya seperti tulisan tangan
  • Antar huruf satu dengan yang lain kadang terhubung, seperti huruf sambung
  • Contoh font: Bradley Hand, Comic Sans, Zapfino, Papyrus atau Marker Felt.
  • Kesan yang ditimbulkan: nyeni, keaslian, kreatif dan kadang…kekanakan.

Decorative

  • Tidak atau jarang sekali digunakan sebagai teks untuk body
  • Digunakan untuk memberikan efek khusus sehingga menimbulkan emosi tertentu
  • Contoh font: Outlaw

 

Tips Penggunaan Font untuk Desain yang Menarik

jenis-jenis font
source: What Font Should I Use? 5 Principles for Choosing and Using Typefaces – Smashing Magazine

Setelah mengenal jenis font yang ada, berikut adalah prinsip yang dapat kita pegang supaya tidak bingung ketika menentukan kombinasi font apa yang akan kita gunakan.

Aturan 1: Pakai font yang sama, atau berbeda sama sekali. Kombinasi terbaik seringkali menggabungkan 2 jenis font yang secara visual sangat berbeda. Penggunaan sebuah sans serif dengan serif akan jauh lebih baik, dibandingkan dengan sepasang font serif yang mirip dan terasa dipaksaka

Aturan 2: Perhatikan “nada bicara”. Terjemahan bahasa inggrisnya adalah tone of voice… Jenis font yang digunakan harus membantu pembaca “mendengar” nada bicara yang sesuai dengan konteksnya.

Ketika menulis kata “singa”, bukan berarti secara tampilan kelihatan seperti seekor singa. Tapi setidaknya, ketika orang membaca kata itu, mereka dapat mendengarnya “mengaum”.

Aturan 3: Jangan pakai terlalu banyak font.

Pernah melihat orang yang pintar memadu padankan penampilannya? Enak dilihat kan ya…

ban pinggang pink
(Photo credit: Betsssssy. Used under Creative Commons license.)

 

Gambar di atas menunjukkan penggunaan ban pinggang warna shocking pink… berperan sebagai aksen yang manis dan diimbangi dengan celana jeans warna biru yang membumi.

Tapi, kalau seseorang pecinta warna pink terlalu heboh dalam menggunakan aksesoris serba pink… dapat Anda tebak jadinya seperti apa kan?

terlalu pink
(Photo credit: Phillip Leroyer). Used under Creative Commons license.)

 

Dia mungkin menyukainya. Tapi, orang lain belum tentu. Bagaimanapun…semua kembali pada selera masing-masing : )

Ingat bahwa dalam desain, kunci utamanya adalah kesederhanaan.

Menggunakan terlalu banyak font atau memaksakan font favorit Anda tidak pada tempatnya berisiko membuat teks terlihat janggal.

Aturan 4: ‘Tidak ada aturan’. Penggunaan font itu sama seperti memilih baju untuk pergi kencan. Tidak ada aturan baku mengenai hal tersebut. Yang ada adalah… memakai apa pun yang kita suka dan nyaman, terus liat deh gimana kelanjutannya… Tapi resiko ditanggung sendiri ya..hehehe.

Oke…kita sudah membahas sedikit mengenai penggunaan font, Anda dapat menemukan artikel lebih lanjut di google.

Selanjutnya yang tidak kalah penting: pemilihan skema warna.

Baik untuk background atau font itu sendiri.

Bagaimana Memilih Warna yang Tepat untuk Desain Anda?

Jika ada cara yang cocok untuk menjelaskan betapa besar passion dan cinta saya terhadap seni desain grafis, sepertinya gambar berikut ini makjleb banget…

Saya suka sekali desain grafis, tapi apa daya karena waktu kuliah dulu ngambil jurusan perbankan jadinya saya membeli sebuah kalkulator finansial dan bukannya palet warna.

Ngomong-ngomong…kemana kalkulator saya ya?

Ok, Balik ke topik ya : )

Untungnya… walau saya cuma penikmat desain grafis yang sama sekali buta tentang warna, sekarang ada palet warna digital yang interaktif tersedia di: Adobe Color CC

Jadi, kita tidak perlu repot-repot belajar tentang cara mengkombinasikan warna layaknya sarjana jurusan desain komunikasi visual.

Adobe Color dapat memberikan kita kombinasi warna yang harmonis secara presisi melalui 2 tipe input (lihat gambar):

  1. Color rules
  2. Dengan mengupload sebuah gambar

Yuk kita lihat betapa mudahnya memilih warna layaknya seorang desainer grafis…

Teknik Dasar Pemilihan Skema Warna yang Harmonis

 

Analogous

Skema warna analog menggunakan warna yang bersebelahan satu sama lain pada roda warna. Pastikan untuk memiliki cukup kontras ketika memilih skema warna ini.

Maksudnya, pilih satu warna untuk mendominasi, dan dua warna lainnya sebagai pendukung. Warna ketiga digunakan (bersama dengan hitam, putih atau abu-abu) sebagai aksen.

Skema warna analogous relatif mudah untuk digunakan dan memberi kesan tenang dan tenteram.

 

 

monochromatic

Monochromatic (atau mono) adalah skema warna yang terdiri dari hanya satu warna. Variasi yang digunakan hanyalah mengubah saturasi dan tingkat kecerahan warna dasar.

Efek yang ditimbulkan, memberi perasaan tenang dan menyejukkan.

Photo Credit: Tiger Color

 

complementary

Adalah warna-warna yang letaknya berseberangan satu sama lain pada roda warna (contoh: merah dan hijau). Kontras yang tinggi menciptakan tampilan yang dinamis.

Harus hati-hati memakainya, supaya nggak kelihatan norak.

Sebisa mungkin hindari penggunaan skema warna ini pada teks. Tapi, skema ini layak untuk dicoba ketika Anda ingin untuk memberi penekanan pada poin tertentu.

 

skema warna triad

 triad

Kesuksesan menggunakan skema warna triad terletak pada keseimbangannya. Biarkan salah satu warna mendominasi dan gunakan dua warna lainnya sebagai aksen.

 

Psikologi warna dalam kegiatan marketing

warna dan emosi
Photo Credit: The Logo Company

Merah – Menciptakan rasa urgen, sangat menarik perhatian.
Biru – Keterbukaan dalam komunikasi.
Hijau – Terkait dengan kesehatan, pertumbuhan, keuntungan dan alam.
Ungu – Sering diasosiasikan dengan keagungan, kebijaksanaan dan rasa hormat.
Orange & Kuning – warna yang ceria dan menunjukkan optimisme.

 

Tools desain buat non desainer

Nah, akhirnya kita sampai ke bagian praktis pembuatan gambar atau konten visual untuk blog Anda.

Setelah belajar sedikit tentang dasar prinsip desain, pemilihan font dan teknik memilih warna. Mari kita menengok tool andalan untuk membuatnya.

Awal mula canva

Serius…

Canva itu keren banget!

Awal mula lahirnya Canva adalah ketika penemunya, Melanie Perkins, mengajar desain grafis di sebuah universitas.

Waktu itu tahun 2007,  Melanie dan rekannya, Cliff lagi ngobrol santai dan tiba-tiba nyeletuk:

“Hey Cliff…jutaan orang memakai medsos untuk berbagi cerita dan foto…dan mereka menyukai hal itu! Terus…kenapa membuat buku tahunan rasanya nggak kayak gitu?”

Sebagai seorang pengajar, Melanie menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri…bagaimana seorang pemula harus melalui proses yang panjang dan membosankan untuk mendapatkan hasil desain yang profesional.

Selain itu…untuk membuat buku tahunan yang keren memakan biaya yang tidak sedikit.

Tiba-tiba tercetuslah sebuah ide:

“Yuk kita bikin sebuah tool yang membuat proses pembuatan buku tahunan jadi mudah dan menyenangkan…untuk semua orang!”

Dan Fusion Yearbooks pun lahir sebagai tool desain online yang mempermudah para guru dan siswa dalam membuat desain buku tahunan mereka sendiri.

Menerima respon yang luar biasa positif dari para penggunanya, mereka sadar, teknologi yang mereka kembangkan ini dapat digunakan untuk banyak hal lain.

Itulah asal mula Canva.

Sebuah software desain berbasis web, yang dibuat khusus para non-profesional.

Fitur utamanya membagi jenis desain menjadi 3:

  • Berdasarkan tipe dokumennya: brosur, infografik, poster, presentasi dan lain sebagainya.
  • Photo Editing
  • Grafik: Mind map, diagram venn, chart.

Canva menyediakan template gratis dan berbayar untuk komponen desain premium mereka.

Biasanya saya memilih untuk menggunakan template gratis yang telah disediakan, contoh untuk posting status di Instagram.

 

Untuk pilihan foto background yang lebih banyak tanpa perlu keluar uang, solusinya adalah website seperti pixabay yang menyediakan stok foto gratis dan aman digunakan untuk tujuan non komersial.

Canva memang menyediakan template untuk gambar blog (blog title dan blog graphic), tapi buatah desain yang serupa untuk masing-masing media sosial.

Karena ukurannya yang berbeda-beda, Anda perlu memastikan bahwa desain yang Anda buat tampil sempurna… baik di blog, Facebook maupun Instagram.

 

Kesimpulan

Jadi bisa disimpulkan untuk pembuatan konten visual untuk blog dan medsos, langkah-langkahnya adalah:

  • Menentukan target audiens: usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan.
  • Menentukan informasi apa yang ingin disampaikan: formal atau informal, serius atau santai.
  • Menentukan emosi apa yang ingin dibangkitkan: kagum, marah, takut, sedih atau senang.
  • Mulai proses desain dengan layout, teks dan warna yang sesuai dengan tujuan Anda.
  • Poles sampai kinclong.
  • Pasang di blog lalu share ke medsos.

Terima kasih sudah mampir ke blogivan, semoga tulisan saya ini bermanfaat.

Apakah Anda ada pertanyaan atau ingin sharing pengalaman membuat gambar keren untuk blog Anda? Yuk ah, kita ngobrol di kolom komentar : )

8 COMMENTS

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

8 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Aki Adagaki (安達垣 愛姫)
7 years ago

Aturan 1: Pakai font yang sama, atau berbeda sama sekali. Kombinasi terbaik seringkali menggabungkan 2 jenis font yang secara visual sangat berbeda. Penggunaan sebuah sans serif dengan serif akan jauh lebih baik, dibandingkan dengan sepasang font serif yang mirip dan terasa dipaksaka

Bagian itu yang baru bagi Saya :D. Selama ini Saya ngak pernah merhatiin hal diatas. Terima kasih.

Afaea

Ivan Sonavia
Reply to  Aki Adagaki (安達垣 愛姫)
7 years ago

Terima kasih kembali.

Ada banyak sekali Font. Dan seringkali ketemu yang mirip satu sama lain. Kalau terlalu mirip lebih baik dihindari..

Sementara itu, kita bisa menggunakan variasi bawaan dari Font tersebut (kalau ada)…

Contoh: versi “heavy” kita sandingkan dengan versi “ultra light” atau “hairline”.

Aki Adagaki (安達垣 愛姫)
Reply to  Ivan Sonavia
7 years ago

Betul banget. Kalau bentuk fontnya mirip ya mending ngak usah pakai 2 font XD.

Untuk penggabungan font Yang Ultra Bold + Normal atau Ultra Bold + Thin sudah sering Saya terapkan kok.

Ivan Sonavia
Reply to  Aki Adagaki (安達垣 愛姫)
7 years ago

Mantap.

Di Internet juga banyak tips tentang pasangan font yang serasi… Dan yang memang tidak ditakdirkan untuk bersama.. Hahaha.

Akbar Ramsey
Akbar Ramsey
7 years ago

ohh jadi gitu buatnya makasih gan telah berbagi informasi 🙂

Ivan Sonavia
Reply to  Akbar Ramsey
7 years ago

Terima kasih kembali gan Akbar. Semoga bermanfaat ya.

Ira Guslina DuniaBiza Com
Ira Guslina DuniaBiza Com
7 years ago

yup setuju mas. mengelola blog itu juga soal rasa ya. rasa untuk mengenali font, gambar dan warna. masih harus banyak belajar nih biar bisa bikin post yg lebih menarik

Ivan Sonavia
Reply to  Ira Guslina DuniaBiza Com
7 years ago

Wah seneng banget Mba Ira mampir ke blog saya.

Iya mba, untuk belajar mengenal rasa mesti banyak blogwalking dan memperhatikan konten milik blogger lain. Lalu praktek di blog sendiri : )

Seperti konten di blog mba Ira yang ceritanya mengalir dan menginspirasi. Keren banget!

Related Posts

Mengatasi Stres: Menyapu Bersih ‘Sampah’ dalam Kehidupan Modern

“Stres adalah “sampah” kehidupan modern - kita semua menciptakannya,...

Sales Funnel: Rahasia Mengubah Prospek Menjadi Pelanggan Setia

Jika Anda pemilik usaha, blogger, kreator konten atau berkecimpung...

Mengasah Otak dengan Bermain Game

Kesehatan otak adalah hal yang penting bagi setiap orang.Merawat...

Langkah-langkah Menulis Copywriting yang Menarik dan Efektif

Apakah Anda pernah membaca sebuah tulisan iklan atau deskripsi...

Panduan Riset Kata Kunci untuk Kreator Konten

Anda ingin agar konten Anda ditemukan oleh target audiens...

5 Langkah Membuat Konten yang Menarik dan Menjual

Banyak yang bilang kalau konten adalah raja.Tapi, memang ada...
8
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x