Banyak yang bilang kalau konten adalah raja.
Tapi, memang ada sesuatu yang misterius dalam membuat konten yang keren dan berpengaruh, terutama untuk mereka yang baru bergabung menjadi kreator konten.
Jadi, apa sih rahasianya untuk membuat konten yang menawan?
Untungnya, membuat konten yang menarik dan menghasilkan keuntungan adalah sesuatu yang bisa kita pelajari cara melakukannya.
Di tulisan kali ini, kita akan membahas tentang:
- Mengapa kita harus mulai dari menentukan target audiens
- Pentingnya membuat dan mempertahankan identitas brand yang konsisten
- Bagaimana menguasai 3 strategi pembuatan konten agar berhasil di era ekonomi digital
Mari kita mulai.
Yuk, tentukan audiens, tujuan, sasaran, dan strategi untuk mencapai kesuksesan sebagai kreator konten
Siapa sih yang tidak ingin untuk bisa mendapatkan nafkah dari konten?
Tapi untuk mendapatkannya, kita membutuhkan audiens.
Itu berarti kita harus memikirkan bagaimana cara untuk menjangkau mereka.
Dan tempat terbaik untuk memulainya adalah dengan menentukan proposisi nilai dan tujuan dari konten kita.
Proposisi nilai adalah semua hal tentang siapa yang mau kita bantu dengan konten kita, sementara tujuan adalah tentang mengapa kita membuatnya.
Misalnya, goal kita adalah membuat konten tentang resep-resep makanan.
Mari kita persempit lagi.
Mungkin konten kita tidak untuk semua orang, hanya sebagian tertentu saja.
Misalnya, ibu rumah tangga yang mau belajar bagaimana cara membuat makanan sehat dengan anggaran yang ekonomis.
Nah, setelah kita menentukan siapa yang ingin kita jangkau, selanjutnya adalah menjawab pertanyaan ini:
Perubahan apa yang ingin kita bawa dalam hidup audiens kita?
Untuk menjawabnya, kita bisa merefleksikan tentang bagaimana situasi audiens sebelum dan sesudah berinteraksi dengan konten kita.
Apa yang idealnya akan berubah setelah mengikuti ide dan saran yang kita berikan?
Ada 3 hal yang perlu kita perhatikan di sini:
Apa yang target audiens kita lalui, bagaimana perasaan mereka dan apa yang mereka pikirkan.
Mari kembali kepada maksud kita untuk membantu para ibu rumah tangga tadi.
Sebelum kita membuat konten tentang resep makanan sehat yang praktis dan ekonomis, target audiens kita mengalami kesulitan ketika membuat makanan sehat untuk keluarga mereka.
Tapi setelah berinteraksi dengan konten kita dan mengikuti ide yang diberikan, mereka jadi tahu bagaimana membuat makanan sehat untuk keluarga mereka.
Sekarang, mereka merasa positif dan optimis dengan kemampuan mereka membuat menu makanan sehat tanpa perlu menguras isi dompet.
Selanjutnya, kita dapat memutuskan kategori yang akan membantu kita mengubah cara berpikir dan perasaan (ciee.. bawa-bawa perasaan) audiens tentang topik yang kita pilih.
Kita bisa memiliki 7 kategori (untuk menjaga agar tidak terlalu banyak).
Jadi misalnya tujuan konten kita adalah membantu orang-orang usia 30an untuk menyiapkan masa pensiun mereka, kita dapat membuat kategori seperti “investasi”, “cara menabung”, “cara membuat anggaran” dan “pendapatan sampingan”.
Nah, kita sudah mengetahui pentingnya untuk memulai dari menentukan target audiens, tujuan serta strategi ketika ingin mendalami profesi kreator konten.
Selanjutnya kita akan lebih jauh mengenali target audiens dan berinteraksi dengan mereka melalui konten kita.
Yuk, kenali target audiens dengan interaksi langsung atau riset tentang mereka
Penting untuk mengetahui apa yang disukai seseorang jika kita ingin membuat mereka terkesan.
Dan itu juga berlaku terhadap audiens kita.
Jadi apa saja yang perlu kita ketahui tentang mereka?
Pikirkanlah tentang teman-teman kita.
Apa yang kita tahu tentang mereka juga perlu kita temukan dari audiens kita.
Apa yang membuat mereka tergerak?
Apa yang membuat mereka tersenyum?
Apa saja impian mereka?
Kalau kita mengetahuinya, kita dapat langsung membahas pokok permasalahan dan berbicara dengan mereka tanpa khawatir apakah mereka akan menyukai konten kita atau tidak.
Jadi, bagaimana cara untuk mengenal audiens kita?
Salah satunya adalah dengan memperhatikan mereka.
Hal itu bisa sesederhana mengunjungi blog atau website dengan topik yang sama dengan kita, dan melihat yang apa yang dikatakan oleh para pembaca di kolom komentar.
Kata-kata mereka akan menyingkapkan banyak hal tentang keinginan, impian dan ketakutan yang mereka miliki.
Membuat konten yang diisi dengan pertanyaan terbuka (apa, mengapa, bagaimana) dan mendorong audiens untuk bergabung dalam diskusi juga merupakan cara yang bagus untuk menemukan apa yang menggerakkan mereka.
Contoh, “hal apa yang menjadi kesulitan untuk kamu ketika membuat konten?”
Sekarang, ketika kita sudah mengetahui siapa audiens kita, selanjutnya adalah mempelajari seluk beluk cara mengumpulkan ide untuk konten kita.
Kumpulkan ide dengan membagi kategori ke dalam subkategori dan memikirkan apa yang ingin kita capai
Bagaimana cara untuk menghasilkan ide konten baru yang menarik?
Mari kita pelajari 2 strategi untuk melakukannya.
Teknik pertama disebut sebagai metode “sang ahli” atau the expert.
Yaitu dengan memecah kategori konten kita menjadi beberapa subkategori dan topik-topik.
Hal ini menciptakan pengalaman menikmati konten yang lebih memuaskan, karena akan membuat audiens kita menjadi expert dengan lebih cepat di kategori yang kita sediakan.
Setiap subkategori akan membuat audiens kita lebih akrab dengan subjek tertentu.
Contoh, kita membuat konten untuk mereka yang ingin memulai investasi keuangan.
Satu kategori mungkin akan membahas tentang investasi keuangan secara umum. Kemudian, kita dapat menciptakan subkategori yang membahas tentang investasi saham dan reksa dana secara spesifik.
Terus, bagaimana cara untuk membuat subkategori yang relevan dengan kategori utama?
Pikirkan saja tentang apa yang audiens kita perlu kuasai di kategori tertentu. Setelah itu, mulailah membagi subkategori menjadi beberapa topik dan konten-konten.
Ambil contoh, subkategori investasi saham. Kita dapat membuat banyak konten menarik terkait hal tersebut – konten seperti “tips investasi saham untuk pemula”, atau “apa bedanya investasi vs trading saham.”
Teknik selanjutnya adalah, metode target.
Yaitu dengan menentukan target dan berusaha mencapainya.
Misalnya, target kita adalah mendapatkan 250 follower di akhir bulan.
Kita dapat menggunakan target tersebut untuk menyusun proses pembuatan konten.
Apa yang kira-kira dibutuhkan untuk mencapainya?
Mungkin kita perlu membuat konten kolaborasi dengan sesama kreator konten?
Membuat guest post?
Giveaway, mungkin?
Selanjutnya, kita akan belajar tentang konten yang menjual.
Gunakan teknik penawaran untuk mendorong orang membeli produk atau jasa kita
Menciptakan konten yang menarik dan membuat audiens terlibat adalah satu hal, tapi menggunakan konten kita untuk menawarkan produk atau jasa adalah hal yang lain.
Bagaimana kita bisa meyakinkan audiens kita untuk menekan tombol “beli” dan mengubah konten kita menjadi penghasil cuan?
Gunakanlah teknik penawaran
Teknik ini merancang konten sedemikian rupa sehingga menunjukkan kepada audiens bahwa produk atau jasa kita bisa menyelesaikan permasalahan yang bahkan mereka tidak sadari.
Ada 5 tahap.
Dan di setiap tahap, kita perlu bertanya pada diri kita sendiri, “konten apa yang akan membawa mereka ke tahap selanjutnya?”
Tahap pertama, tarik perhatian audiens kepada permasalahan yang mereka miliki – bahkan ketika mereka tidak melihat hal tersebut sebagai sebuah masalah – dan tunjukkan bahwa kita memiliki solusinya.
Caranya adalah dengan menekankan kesulitan yang mungkin dihadapi oleh audiens jika mereka tidak mengetahuinya.
Judul konten seperti “7 kesalahan trader saham pemula yang tidak banyak disadari” adalah contoh yang efektif.
Tahap kedua, beri lebih banyak informasi karena sekarang audiens kita sadar akan permasalahan yang mereka miliki.
Di tahap ini, kita perlu membuat mereka tetap tertarik dengan memberitahukan lebih banyak hal.
Strategi yang baik adalah dengan menekankan bahwa kita menawarkan solusi yang cepat dan mudah.
Jika kita memberi tahu audiens bahwa kita dapat memberi mereka jalan pintas, mereka akan tertarik, jadi gunakan judul seperti “Lima cara cepat dan mudah untuk membuat makanan vegetarian yang enak.”
Tahap ketiga, saat ini audiens kita sudah tahu tentang masalah yang mereka miliki dan manfaat dari produk atau jasa kita.
Tapi kita perlu memberikan dorongan terakhir untuk membuat mereka membeli.
Di sinilah ulasan pelanggan dan testimoni dari audiens lainnya berperan.
Selain itu, terkadang orang memiliki pertanyaan-pertanyaan, bahkan ketika mereka sudah siap membeli sekalipun.
Oleh karena itu, kita perlu juga menyiapkan bagian FAQ (frequently asked questions/ daftar pertanyaan yang sering ditanyakan) atau bahkan fungsi live chat untuk menyelesaikan keraguan atau masalah apa pun yang menghalangi audiens kita untuk menekan tombol beli.
Akhirnya, kita perlu memastikan bahwa mereka yang sudah pernah membeli dari kita, tetap datang kembali.
Kuncinya adalah menjaga hubungan dengan mereka.
Minta mereka untuk bergabung ke dalam milis atau menjadi follower sosmed kita, agar kita dapat tetap menawarkan produk dan jasa yang akan mereka butuhkan di kemudian hari.
Temukan gaya yang unik dan pastikan konsistensi branding
Ketika kita menjaga karakter yang konsisten (dalam pembuatan konten), maka orang-orang akan mulai menganggap brand kita sebagai sebuah identitas.
Oleh karenanya, kita perlu membentuk “brand voice”, yaitu cara kita berkomunikasi.
Tentang menggunakan nada bicara tertentu dan secara konsisten menggunakan jenis gaya dan kata-kata yang sama.
Kalau kita terbiasa santai dan jenaka, jangan tiba-tiba menjadi serius, dan sebaliknya.
Karena kalau kita tidak konsisten, audiens kita jadi bingung.
Jadi bagaimana menentukan brand voice kita?
Kita bisa memulai dari mengumpulkan semua konten yang pernah kita buat.
Kemudian nilailah, apakah konten-konten tersebut sudah memiliki nada bicara yang konsisten?
Apakah konten kita senada dengan konten dari kreator lainnya di topik yang sama?
Selanjutnya, pikirkan tentang branding yang ingin kita bangun.
Apa 3 atribut yang melekat pada kepribadian konten yang kita miliki?
Apakah bernada ceria, kreatif dan ringan?
Ataukah analitis, mendetail dan berani?
Menentukan karakteristik kunci yang ingin kita tonjolkan akan membantu kita menetapkan gaya penyampaian yang mencerminkan hal tersebut.
Kesimpulan
Ada banyak cara untuk membuat konten yang menarik, dan kita memerlukan strategi untuk menghasilkan banyak ide, mempertahankan minat audiens dan meminta mereka untuk menekan tombol beli.
Sumber:
- Kothand, Meera. The One Hour Content Plan, 2017.
- Branding Graphic Design Agency Indonesia Jakarta Surabaya. “Apa Itu Brand Voice Dan Bagaimana Cara Menentukannya?” www.soocadesign.com, November 8, 2021